Jejenews.co.id Malang, Sabtu 16 Juli 2022 - Menapaki era digital seperti saat ini, dibutuhkan upaya menjaga saluran komunikasi kearifan lokal, termasuk menginput nilai-nilai luhur budaya serta kearifan lokal untuk berdakwah.
Hal ini dikatakan Pelaksana Pengmas Rachmat Kriyantono, PhD, di sela-sela kegiatan Pengmas baru-baru ini.
"Dakwah digital bisa makin kuat dengan adopsi nilai-nilai luhur budaya dalam beragama dengan memadukan saluran komunikasi digital," ungkap Rachmat yang meraih PhD di Edith Cowan University Australia.
Untuk diketahui melalui Program Pengabdian Kepada Masyarakat (Pengmas) tahun 2022, Departemen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Brawijaya Malang menggelar Pelatihan Hadrah dan Penguatan Dakwah Digital serta pelestarian Kearifan Lokal.
Kegiatan yang dilaksanakan pada Juli-Agustus 2022 ini menyasar pada Kelompok Hadrah Al-Ikhlas Al-Banjari dan Tim Media Dakwah Digital di Masjid An Namiroh Perum IKIP Tegalgondo Asri, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang.
Visi dan Sifat Komplementer
Rachmat menyatakan bahwa kegiatan ini sesuai visi Departemennya, yakni mengembangkan kajian Ilmu Komunikasi berbasis kearifan lokal.
Hadrah merupakan sarana dakwah yang muncul di era awal Islam masuk Nusantara. Ajaran Islam, seperti doa-doa, memuji Allah SWT dan Rasulullah SAW serta mengajak menjalankan syariat disampaikan lewat syair-syair tetabuhan.
"Masyarakat Jawa sangat senang nyanyian atau tembang dan tetabuhan sehingga digunakan para ulama menyebarkan agama. Inilah adopsi budaya lewat dakwah," kata Rachmat, yang juga Ketua Departemen Ilmu Komunikasi FISIP UB ini.
"Hadrah sudah ada di era Rasulullah. Saat beliau tiba di Madinah disambut masyarakat dengan nyanyian kegembiraan diiringi tetabuhan. Nyanyiannya adalah thola'al badru alaina. Hingga kini lagu ini masih dinyanyikan untuk menyambut tamu atau saat temu pengantin," ungkap Rachmat.
Nilai budaya yang baik harus dijaga. Saluran komunikasi itu bersifat komplementer, bukan substitusi. "Sifat ini juga makna dari konsep media bias dari Harold Innis dan the extension of media dari McLuhan," papar Rachmat yang meraih PhD di ilmu Public Relations ini.
Dakwah Digital
Pelatihan Hadrah dilakukan 4 kali dalam sebulan dengan peserta anak-anak. Didampingi pembimbing Hadrah Ust Chodar, Ust Sunardi, Ust Anggi dan Ust Han. Pengmas ini juga menyediakan seragam dan pembelian alat untuk Kelompok Hadrah.
Anak-anak sangat antusias mengikuti pelatihan. Mereka diharapkan akan meneruskan estafet dari tim hadrah generasi sebelumnya.
Program Pengmas ini juga memperkuat Tim Media An Namiroh. Tim yang dipimpin Ust Nurvi Fuad, STP ini konsisten melakukan dakwah digital lewat Youtube, Facebook, dan Instagram.
Pengmas Departemen Ilmu Komunikasi UB ini juga membantu pembelian kamera seharga lima juta rupiah untuk penguatan dakwah digital. (*)
(Puji/Red/Jejenews)