Surabaya, JejeNews.co.id – Jaringan Pemuda dan Aktivis Indonesia (JAPAI) kembali melontarkan kritik pedas terhadap kepemimpinan Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, yang dinilai gagal total dalam mengelola pemerintahan Kota Pahlawan.
Ketua Umum JAPAI, MH Soleh, menyampaikan kekecewaannya atas berbagai persoalan yang mencuat di tengah masyarakat, mulai dari polemik parkir, kebijakan jam malam anak, hingga amburadulnya sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).
“Bagi kami, Pak Ece’ (sapaan Eri Cahyadi) gak mampu mengelola pemerintahan. Banyak omong, tapi kinerjanya asal-asalan. Parkiran saja diributkan, tapi ujungnya gak ada penyelesaian. Sementara masa depan anak-anak Surabaya malah diabaikan. Ini kota Megapolitan kok diurus kayak kampung,” tegas MH Soleh. Jumat (04/07).
Ia juga menyinggung soal statement Eri Cahyadi yang dinilai sering sembrono dan tidak mencerminkan sosok kepala daerah yang visioner. Program-program populis yang diharapkan justru berganti menjadi polemik, tanpa arah dan tidak menyentuh persoalan utama warga kota.
JAPAI menilai Surabaya telah kehilangan jati dirinya sebagai kota futuristik. Warisan pembangunan dari wali kota sebelumnya kini dinilai rusak dan mundur di era Eri Cahyadi. Dari sisi lingkungan, pendidikan, industri, hingga tata kelola ekonomi—semua dianggap tidak menunjukkan arah pembangunan yang berkelanjutan.
“Walikota terlalu sering masuk ke urusan teknis. Bicara soal parkir sampai sentuh isu ras, itu karena gagalnya ide besar. Kalau memang tidak mampu memimpin, ya mundur saja. Masih banyak yang lebih layak dan punya visi panjang untuk kota ini,” tambah MH Soleh.
JAPAI juga menyatakan siap menggelar aksi besar-besaran di depan Balai Kota Surabaya. Mereka akan mengerahkan massa sebagai bentuk perlawanan terhadap kebijakan Eri Cahyadi yang dianggap gagal menjawab harapan masyarakat.
“Kami tak tinggal diam. Persoalan PPDB adalah pemantik. Kami akan turun dengan massa besar ke Balaikota demi menyuarakan masa depan Surabaya dan warganya,” pungkasnya. (red)