Gelar Rakernas FSP FARKES KSPSI Dalam Rangka Wujudkan Kedaulatan Farmasi dan Kesehatan.

Iklan Atas Semua Halaman

.

https://jejetrans.com/

Loading...

Gelar Rakernas FSP FARKES KSPSI Dalam Rangka Wujudkan Kedaulatan Farmasi dan Kesehatan.

 

Ketua Umum FSP FARKES KSPSI bersama Dewan Pertimbangan Presiden Soekarwo


Jejenews.co.id Surabaya - Rapat Kerja Nasional dan Seminar di laksanakan Federasi Serikat Pekerja Farmasi dan Kesehatan-KSPSI, tanggal 4 sampai 5 Maret 2023 di Sahid Hotel Surabaya. 


Acara yang digelar oleh Federasi Serikat Pekerja Farmasi dan Kesehatan itu dilaksanakan dalam rangka untuk mewujudkan kedaulatan sektor farmasi dan kesehatan di Indonesia.


Dalam acara tersebut di hadiri oleh Wamenaker Afriansyah Noor, Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Pak De Soekarwo, Direktur Pendayagunaan Tenaga Kesehatan Kemenkes Anna Kurniati, Direktur Operasional Kimia Farma Winastanto, Direktur Perencanaan dan Pengembangan BPJS Kesehatan Mahlil Ruby, Direktur Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan Zainudin,Kepala Dinas Ketenagakerjaan Jawa Timur Himawan Estu, Sekjen KSPSI Bibit Gunawan


Ketua Umum FSP FARKES KSPSI Agung Nugroho, SH, MM, mengatakan, Jadi kami dari FARKES KSPSI itu tentunya punya kewajiban untuk memberikan pembinaan dan perlindungan kepada anggota.Di mana kami harus berupaya Bagaimana hubungan industrial yang harmonis dinamis dan peradilan itu betul-betul bisa terlaksana. 


"Jadi kalau bicara farmasi dan kesehatan memang selama ini seperti yang kita ketahui pada saat pandemi covid 19 kemarin di sektor industri farmasi dan kesehatan ini karena haidiment justru kan mengalami peningkatan produktivitas, dan pada saat kita mengalami pandemi covid 19 yang kita rasakan kemarin itu kita bisa rasakan bahwa kita itu memang sekarang masih belum berdaulat di dalam bidang farmasi dan kesehatan," terang Agung Nugroho pada awak media, Sabtu (04/03/23) sore. 


Agung juga menuturkan, Terbukti vaksin yang ini disuntikan ke kita sampai tiga bahkan empat kali suntikannya boster kedua ini itu adalah produk impor. Sebisa mungkin seharusnya negara hadir untuk betul-betul bisa menyediakan secara mandiri alat-alat kesehatan beserta otomatis di dalamnya juga termasuk obat-obatan. 



"Jadi obat-obatan dan alat kesehatan ini memang sebagian besarnya di Republik kita ini masih impor dan tentunya ke depan kalau kita ingin tidak di dikte oleh kekuatan Negara Asing kita harus berdaulat salah satunya di bidang kesehatan yang di dalamnya ada farmasi," tutur Agung. 


Lanjut Agung, Kedaulatan ini kalau menurut saya mutlak untuk Negara dengan penduduk 270 juta di mana 40% Negara ASEAN itu 40% nya ada di Indonesia. Jadi kalau bicara terkait dengan potensi pasar kita bicara dengan jumlah penduduk yang 270 juta itu sudah menjadi pasar yang sangat potensial. Nah kenapa yang menikmati justru dari negara asing bukan dari dalam negeri sendiri. 


"Jadi kami ini sebenarnya mendorong bagaimana ada kemandirian ke depan terkait dengan produk farmasi, jadi rakyat juga mendapatkan harga murah tentunya kalau harga murah kan tidak memberikan beban kepada masyarakat. 


Masyarakat menjadi tentunya tidak terbebani, yang kedepannya kesejahteraan pasti akan terwujud kalau beban masyarakat itu lebih kecil," jelasnya. 


Menurut Agung, Kalau bicara potensi pasar yang cukup besar, saya kira kalau kita mau betul-betul mandiri dalam pengadaan bahan-bahan farmasi untuk obat-obatan saya kira akan tumbuh banyak produksi dalam negeri untuk pengolahan obat-obatan farmasi otomatis tentunya akan banyak pabrik farmasi yang akan di bangun tentunya akan menyerap tenaga kerja yang cukup banyak tentunya ini sangat akan bisa mendongkrak perekonomian Nasional kedepannya. 


"Jadi bicara terkait kedaulatan farmasi dan kesehatan itu adalah harus Negara hadir, jadi kehadiran Negara ini termasuk dalam regulasi di mana regulasi dari Negara ini harus betul-betul memberikan ini kran yang betul-betul bisa obat-obatan itu diproduksi di dalam negeri kita sendiri," menurutnya. 


Agung menambahkan, Bicara terkait dengan kedaulatan itu adalah bicara bagaimana Negara hadir, jadi Good will-nya pemerintah itu di butuhkan termasuk dalam hal kehadiran Negara dalam bentuk regulasi, jadi bagaimana agar ketergantungan pada impor itu semakin terkikis bahkan ke depannya Zero kalau perlu kita kedepannya exportir. 


"Selain akan menghasilkan Devisa Negara cukup besar rakyat mendapatkan harga obat yang lebih murah dan tentunya perekonomian negara akan terdongkrak lebih bagus kedepannya," pungkasnya.


(So/Red/Jejenews)